|
|
Pola
pengembangan tujuan wisata telah disusun oleh pemerintah daerah dengan
pembagian beberapa wilayah untuk memudahkan pengelolaannya dalam Rencana
Pola Pengembangan Pariwisata Kabupaten Cilacap:
a. Wilayah I
Wilayah pengembangan ini meliputi Kota Administratif Cilacap yang merupakan
pusat berbagai kegiatan, disamping sebagai ibukota kabupaten, kota industri
dan pelabuhan, serta kota pusat pelayanan wisata. Oleh karena terpusatnya
berbagai kegiatan di kota Cilacap, maka perlu adanya penyebaran pengembangan
wisata ke daerah-daerah lainnya, agar kunjungan wisatawan tersebar ke
tempat lain yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat sebagai akibat dari kegiatan aktivitas yang merata.
b. Wilayah II
Wilayah pengembangan ini meliputi wilayah pembantu bupati Kroya. Potensi
kepariwisataan yang ada cukup mendukung, antara lain gunung Selok/Srandil,
dan pantai Jetis, disamping itu terdapat berbagai kegiatan seperti batik
dan kerajinan bambu. Wilayah ini juga dilalui jalur wisata Cilacap,
Jatijajar-Gombong, dimana di wilayah tersebut terdapat obyek wisata
yang potensial.
c. Wilayah III
Wilayah pengembangan ini meliputi wilayah pembantu bupati Majenang.
Wilayah ini merupakan jalur pengembangan arus wisatawan dari Jawa Barat
ke Jawa Tengah yang peranannya sangat penting dalam rangka meningkatkan
arus kunjungan wisatawan ke Cilacap dan daerah lain sekitarnya. Daya
dukung wilayah tersebut berupa fasilitas kepariwisataan yang cukup memadai
terdapat pada obyek wisata Rawa Badak dan fasilitas akomodasi di kota
Majenang.
d. Wilayah IV
Wilayah pengembangan ini meliputi wilayah pembantu bupati Sidareja.
Potensi kepariwisataan di wilayah ini memang masih kurang bila dibandingkan
dengan wilayah pengembangan lainnya, namum peranannya sangat positif
karena merupakan jalur penghubung dengan Jawa Barat, dimana jenis transportasi
yang dapat ditempuh adalah transportasi darat dan air.
e. Wilayah Pengembangan Segara Anakan dan Pulau Nusa Kambangan
Pengembangan Segara Anakan memerlukan kerjasama yang baik dengan pemerintah
daerah Jawa Barat dan asosiasi kepariwisataan, karena wisatawan yang
datang dari Jawa Barat melalui Segara Anakan maupun sebaliknya setiap
tahun semakin meningkat. Untuk mendukung jalur wisata Segara Anakan
diperlukan usaha pelestarian habitat hutan bakau yang terdiri dari berbagai
jenis.
|
|
|