sedulur-sedulur:    

 

 

 

Objek Wisata Perkampungan Nelayan Di Cilacap

Pembangunan di daerah pantai selatan, Jawa Tengah, khususnya pantai Cilacap masih tertinggal jauh bila dibandingkan pembangunan di kawasan pantai utara Jawa Tengah. Padahal, kedua daerah tersebut sama-sama memiliki pantai yang potensial dengan ikan. Bahkan perairan di Cilacap bisa disinggahi kapal-kapal besar berbobot di atas 300 gross ton, sedangkan di Pantura lebih kecil, namun
pembangunannya lebih menonjol.
''Maka laut jangan dianggap sebagai pemisah pulau saja, tapi
dimanfaatkan sebagai sumber perekonomian yang potensial,'' ujar
Irjen Pembangunan Wilayah Tertinggal Depdagri, Dr Laode M Kamaluddin MSc, saat meninjau kawasan pantai selatan di Cilacap pertengahan Agustus lalu.
Menurut dia, pembangunan kawasan pemukiman nelayan di Cilacap masih terkesan kumuh. Padahal bila ditata dengan baik, pemukiman nelayan yang tetap memperhatikan visi perikanan dan artistik klasik,
kompleks pemukiman nelayan ini bisa menjadi objek wisata yang
menarik. Dikatakan, penataan daerah pantai di negara maju selalu dimulai dari pantai dan sungai, sehingga pembangunan lingkungan selanjutnya akan tetap rapi. Berbeda dengan di Indonesia, pembangunan selalu dimulai dari tengah, atau daratan sehingga pembangunan lingkungan di kawasan
pantai sering tertinggal.
Bila membangun perkampungan nelayan, yang paling penting dan harus diperhatikan, tata ruang. Maka Pemda harus membuat konsep yang cocok dan sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan nelayan setempat. ''Perkampungan Cilacap sangat cocok untuk dikembangkan menjadi objek wisata nasional, apalagi Cilacap memiliki Pulau Nusakambangan yang kesohor dan jelas terlihat dari pemukiman nelayan yang dibatasi perairan Selat Nusakambangan itu,'' kata Dr Laode. Masalah hasil laut, Cilacap juga tidak kalah dengan pantura. Hanya, penggalian potensi laut di Cilacap belum dilakukan secara maksimal.

Sumber: Caraka Online

 
 
 
 
 
         
   
   
   
copyright © 2000 - 2003, webmaster@cilacap-online.net